Selasa, 09 Oktober 2012

Mengenal Emosi Bayi

Bayi menunjukkan emosi mereka dengan berbagai cara. Kalau merasa tidak nyaman, ia menangis, mengejangkan tubuhnya dan menggerak-gerakkan tangannya sambil menendang-nendangkan kakinya ke sana ke mari. Kalau senang, bayi akan menunjukkannya lewat ekspresi yang berbeda.
Pada bulan pertama, ia akan diam kalau mendengar suara manusia dan kalau diangkat ia tersenyum. Kalau ia diajak bermain dengan menggerak-gerakkan kedua tangannya, ia akan tersenyum, mengeluarkan suara, menggapai dan bergerak mendekati. Semua ini merupakan tanda dan isyarat yang pasti dari emosi bayi.
Kalau memerlukan sesuatu, bayi akan menangis; kalau merasa ingin bergaul mereka tertawa atau tersenyum. Bayi akan merasa kekuatan pribadinya bertumbuh ketika tangisannya mendatangkan pertolongan dan kenyamanan; dan senyuman atau tawa mereka mendatangkan tanggapan yang serupa dari orang lain. Namun, semua ekspresi emosional ini memiliki berbagai makna lain ketika bayi bertumbuh. Pada awalnya tangisan merupakan isyarat ketidaknyamanan fisik, tapi tangisan kelak juga menyatakan ketidaknyamanan psikologis.
Berikut ini gambaran singkat perihal berbagai emosi khas dari bayi.

Menangis
Ada empat jenis tangisan. Yang paling mendasar adalah tangisan karena lapar. Ada lagi tangisan karena marah, karena sakit dan karena frustasi. Tangisan karena lapar sifatnya ritmis. Tangisan karena marah memiliki irama yang bervariasi. Tangisan karena rasa sakit biasanya tiba-tiba dan keras. Sedangkan tangisan karena frustasi diikuti oleh dua atau tiga kali teriakan panjang tanpa menahan napas.
Tangisan bayi mesti ditanggapi dengan hati-hati dan lemah lembut. Bila ini dilakukan para ibu secara konsekuen, bayi akan lebih jarang menangis saat berumur setahun dibandingkan dengan bayi yang tidak cepat ditanggapi orang tuanya.



Tersenyum
Senyuman pertama terjadi tidak lama setelah bayi lahir, yaitu hasil aktivitas sistem saraf pusat. Biasanya senyuman itu terjadi saat bayi tidur. Di minggu kedua, bayi sering tersenyum setelah diberi susu. Saat mengantuk, mereka mungkin menanggapi suara orang yang mengasuhnya. Selanjutnya bayi mulai terlihat suka tersenyum saat ia masih terjaga dan tidak sedang melakukan aktivitas.
Setelah berusia sebulan, senyuman bayi akan lebih sering dan lebih memiliki makna sosial untuk berinteraksi dengan orang lain. Mereka tersenyum kalau kedua tangannya ditepukkan, atau kalau mendengar suara yang mereka kenal. Pada bulan kedua mereka akan lebih tanggap pada orang-orang yang mereka kenal.


Tertawa
Bayi mulai tertawa sekitar usia empat bulan. Sebagian tawa mereka ada kalanya terkait dengan takut, sebab kadang-kadang mereka bereaksi sama terhadap ketakutan dan tertawa. Ketika usia bayi meningkat, mereka mulai tanggap terhadap berbagai suara dan batuk dan mulai senang diajak bermain pada usia tujuh sampai sembilan bulan. Perubahan ini mencerminkan perkembangan kognitif mereka. Tertawa merupakan tanggapan terhadap lingkungan, yang membantu bayi melepaskan ketegangannya dari situasi yang mengesalkan. Tertawa memperlihatkan pentingnya hubungan antara perkembangan kognitif dan perkembangan sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar